Senin, 27 Juli 2015

Selamat Idul Fitri 1436 & Umeg - umeg Pro Kontra Menyoal Ketupat (Riyaya Kupat/ Kupatan/Topatan)

Hiiiiiiiiiiiiiiiii DKers tercinta,....

Alhamdulillah...masih bisa posting lagi yaaa....Apa kabar semua ?  Semoga sehat , bahagia, sukses, dan selamat dunia wal akhirat aamiiin....

Meski 1 Syawal 1436 H sudah lewat...ijinkanlah kami memohon maaf lahir batin, meski tanpa tangan berjabat dan mata saling melihat :))

Sebenarnya ini mau posting panjang lebar menyoal ketupat dan tradisi di Indonesia di Bulan Syawal....tapi hi hi ngga jelas harus mulai dari manaaa....
Di beberapa posting saya membaca tentang yang pro dan kontra soal ketupat ini, ada yang menyebutkan tradisi ketupat ini ada hubungannya dengan budaya atau sisa sisa kepercayaan sebelum Islam datang di Indonesia, dan kemudian dengan keras menolaknya. Ada muslim yang pro banget dengan "Tradisi Lebaran Ketupat"...hingga membabi buta membela nya...tanpa perduli Ustadz yg tanpa kenal lelah mengajarkan pengertian soal Bid'ah dan Tasyabuh (Duhhh angeeeelllllll...susyahhhh susyahhhh)

Di kampung asal saya di  Kediri Jawa Timur biasanya dikenal dengan istilah "Kupatan" atau "Riyaya Kupat", kalau di Mataram/Lombok biasanya disebut "Topatan" umumnya diadakan setelah H plus 7 setelah Idul Fitri
Duluuuu saat saya masih kecil (tua bangeet rasanya hi ihhi...) biasanya antar tetangga saling menghantar atau bertukar hantaran ketupat, biasanya lengkap dengan sayur pedas kuah merah pedas, isian sayurnya  tahu tempe, kacang ose (kacang merah), cecek (kulit sapi - cecek bukan rambak yang biasa dipake sambel goreng pelengkap Gudeg yaa...beda !!) , cabe hijau diiiris serong. Bagi yang ingin penyajiannya "agak mewah" biasanya cecek (kulit sapi) diganti dengan irisan daging sapi, dan hantaran dilengkapi dengan bubuk kedelai sebagai taburan dan lepet sebagai pelengkap yg membuatnya lebih lengkap.Ada juga dibeberapa daerah yang menyajikan ketupat ini dengan opor ayam...hmmmm cleguggg

Generasi terdahulu, biasanya BISA membuat ketupat mentah dari janur (daun kelapa yang masih muda) hi hi soalnya kalau tidak bisa buat ketupat nantinya bakalan disuruh titik titik ....itunya salah satu tokoh pewayangan lanjutin sendiri yaaaa***agak parnooo soalnya. Oh yaa saya termasuk orang yang belum bisa mbuat ketupat:))))) LOL
Setelah ketupat diisi dan jadi/matang....sebagian kecil digantung dikiri kanan pintu utama rumah...he he katanya untuk "cawisan"/sediaan bagi anak anak/bayi bayi yang keguguran yang gak sempat hidup dan makan ketupat ...nahhh loooo....yang beginian jelas nggak ada ajarannya di Islam kannn???



Diluar pakem...Ketupat saya pake Lodho Ayam Telur:))


Di Jawa, berbagai penafsiran muncul tentang "Budaya Kupatan" ini...ada yang menghubung hubungkannya dengan Bahasa Arab tentang makna ketupat yang dibuat dari daun kelapa/janur...mbuh lah saya ngga ngerti. Lha wong sependek yang saya tahu di Arab sendiri nggak ada tradisi Kupatan...dan apalagi didalam Islam jelas jelas nggak ada Sunnah Nabi untuk membuat ketupat /mengadakan  hari raya ketupat (???)
Kalau soal saling bershodaqoh makanan, berbagi  dengan tetangga kiri kanan sebagai rasa bersyukur di dalam Islam jelas bolehhhhh lah.

Masalahnya muncul masalah masalah lain he he he ....yang mengiringi Kupatan ini . 
Ada sebagian kecil muslim   (maafkan saya yang sebenarnya juga masih awammmm dan belum menjadi orang Islam yang baik) yang menganggap  "Kupatan/Riyaya Kupat" sebagai sesuatu yang "WAJIB DIADAKAN "pokoke wajibbbb
Padahal di dalam Islam yang saya anut, Hari Raya nya Umat Islam hanya ada dua yaitu Idul Fitri dan Idul Qurban (Idul Adha). Sampai sampai ada beberapa orang yang kekeh/ngeyellll ....tidak akan masuk kerja sebelum "Kupatan" selesai diadakan... Duh kalo kerja ikut kumpeni sihhh gak bakal dimengerti hi hi  hi Kupatan atau nggak Kupatan ...

Di beberapa daerah ada yang sampai berebut gunungan Ketupat (entah dimakan atau dibuat jimat:)) buat digantung dipintu ??) .Sedangkan di Lombok, NTB seingat saya tahun lalu ada Festival Perang Topat (lempar lemparan ketupat)  di sekitar Senggigi...entah apa niatnya.....semoga saja tidak mubazir/sia sia.
Saya tak hendak mencela  agama/keyakinan siapapun karena memang itu dilarang didalam Islam, dan kita hidup di negara Pancasila Indonesia Raya Merdeka Merdeka...... Keyakinan orang memang berbeda beda, pemahaman orang sendiri sendiri....seje desa mawa cara (beda desa beda caranya..itu kata orang tua) . 

Good for me and for you to know.....di Lombok saat Topatan yang diadakan sekitar 7 hari setelah Idul Fitri dibeberapa masjid mengadakan takbir layaknya menyambut 1 Syawal  dipagi hari.....aseli ini membuat saya kagetttt dan terbengong bengong bingung (apa saya mimpi....kirain Idul Fitri lageeeee...hih i ngarep sangu dan THR lageeeeeeeeeeee***tabokkkkk pipi sendiri plakkkk plakkk***.


Akhirnya serius nichh......Saya masih makan ketupat karena memang pingin ketupat, bukan bermaksud ikut ikutan acara Riyaya Kupat/Kupatan , karena memang Kupatan tidak ada dalam Sunnah Nabi/Quran...
Bukan pula hendak bertasyabuh (ikut ikutan keyakinan orang lain). Saya juga tidak mencela  ketupatnya itu sendiri (makanannya)  sebagai peninggalan budaya/keyakinan agama lain  karena didalam keyakinan/agama lain ada yang menyajikan nasi putih setiap hari sebagai persembahan bagi tuhannya, itu tidak membuat kita orang Indonesia berhenti makan nasi putih kan ??  (Karena nasi putih makanan pokok kitaaa di Indonesia:))

Gara gara ketupat ini ...saya juga jadi mikir....tentang kebiasaan membuat cookies/kue kering misalnya Nastar (yang aselinya dari Holland/Belanda) saat menjelang Idul Fitri....Apakah itu ada ajarannya didalam Islam?? Apakah itu tidak bertasyabuh (ikut ikutan kebiasaan keyakinan/kepercayaan lain menjelang hari hari besarnya)  ??? 
Bagi DKers yang masih meyakini Kupatan, bagi DKers yang bersikeras menolak Kupatan...mari kita berfikir...dan merenung semoga Allah memberikan hidayah dan ampunanNya .......................Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, order/pertanyaan via SMS only : 081 2375 8388 - thanks for your coming