Uhm bahasannya agak serius ya DKers...sesuai dengan nama blog nya hi hihih i.....Djeng Kamto, harusnya bahasannya yang serius (nggak cengengesan seperti yg nulis), pake sanggul segedhe ban skuter, dan berkebaya , anggun seperti Ibu Kartini hi hihi bukan byayakannnnnn seperti sayaaaahhh.
Ini sekedar info dan sharing saja (CMIIW) , karena sering kali ada yang memesan tumpeng...akhir nya saya sedikit mengerti...bahwa TERNYATA setiap orang memiliki persepsi yang berbeda akan tumpeng...ho ho ho..... Ada yang sekedar ikut ikutan, ada yang "Just For Fun" dan pengen sok tradisional he he acara tasyakuran/sukuran/pesta nya pake tumpeng menumpeng, tapi ada juga yang SERIUS (baca : khusyu lohh)
Dalam Tradisi Jawa khususnya sependek yang saya tahu, awalnya tumpeng dipakai untuk acara acara resmi, slamet-an/wilujengan misalnya :
Pala Pendhem (Umbi - umbian) dan Sayur Kluwih Kacang Panjang |
- Awal mula keluarga menikah (Kalo ngga salah namanya Tumpeng Robyong yaa)
- Tanda kehamilan tujuh bulanan
- Awal mula peletakan batu pertama dalam membangun sebuah bangunan. Biasanya ditandai dengan adalanya nasi golong, dan pala pendhem (Umbi umbian hasil bumi misal singkong, ketela rambat, ganyong, garut, uwi, enthik, kacang tanah dlsb)
- Untuk peringatan hari hari besar (bagi yang mempercayai nya) seperti tumpeng tumpeng besar saat Maulid Nabi, dan lain sebagai nya.
- Tumpeng pungkur (penganut kejawen biasanya membuat ini untuk kematian seseorang pria/wanita lajang/belum menikah)
Di Jaman dahulu bagi para sesepuh membuat tumpeng ini tidak asal asalan he he...ada filosofi (dan mungkin doa ) yang terkandung di dalam nya...jaman dahulu, bikin tumpeng pakemmmm bangettt...nggak asal bentuk kerucut yang menjulang, dengan lauk pauk serta sayur mayur yang beraneka ragam . Lain banget dengan tumpeng jaman sekarang yang warna warni, funky, boleh pake bentuk Helo Kity, he he Doraemon, Little litte stars, lop lop -an he heh
Bagi yang belum tahu, sekedar tahu saja yaa...bagi yang muslim agar tidak jatuh kedalam syirik kalo kita mesen tumpeng diniatkan Bismillah, shodaqoh saja biar slametttttt metttt sego liwetttt.
Adapun makna yang terkandung di dalam nya kita jadikan sebagai bahan renungan , dan doa kita di dalam hati...jadi tumpeng adalah kearifan sosial yang patut kita renungi saat kita membuat/memesan atau menyantapnyaaaa...pikirkan pikiran nenek moyang kita yang sederhana, dan arif ditengah keterbatasan sarana dan prasarana mereka re (jaman jadoelll buku buku, dan referensi tentu sangat minimmmm yaaa). Lihatlah renungan renungan dalam tumpeng klasik ini :
Sego Golong (Nasi Bulat) |
Tumpeng Hias |
- Tumpeng berbentuk nasi kerucut atau seperti gunung...ini melambangkan kekuasaan Allah, Tuhan yang Maha Tinggi, Agung, Maha Besar, ditempatkan ditengah tengah, lebih tinggi dari segalanya macam lauk pauk (lambang dari segala macam yang ada di dunia ini), berbagai rupa berbagai rasa yang ada di dunia ini.
- Biasanya dipucuk atas tumpeng ditancapi dengan cabe merah 1 buah, melambangkan bahwa Allah Tuhan itu Esa/Satu saja
- Tumpeng klasik biasanya dibuat dari nasi putih, melambangkan sucinya hati atau niat. Ada juga yang menggunakan nasi kuning sebagai simbul "keemasan" atau harapan kemakmuran
- Tumpeng untuk awal mula pembangunan /peletakan batu pertama suatu bangunan biasanya disertai dengan Sego Golong (Nasi yang dibentuk bulatan bulatan besar)...ini melambangkan "Gemolong" kebulatan tekad si pemilik hajat sekeluarga, bulat nya tekad agar selamat, slametttt mettttt sebelum dan setelah hajat nya tercapai
- Adanya sayur Kluwih dan Kacang Lanjaran (Kacang Panjang), ini melambangkan doa serta harapan si pemilik hajat agar sekeluarga diberikan, dan didoakan agar hidup dan rejeki nya Linuwih (Berlebih/Berkecukupan), rejeki nya panjangggggg sepanjang Kacang Lanjaran . Kacang juga melambangkan harapan atau doa agar diberikan umur yang panjaaaanggggg
- Adanya bothok tawon, didalam tumpeng robyong/tumpeng pengantin, makna filosofis dan doa nya agar "Mbrengengeng" seperti bunyi tawon...maksud nya doa nya biar tamu nya banyaaakkkk he he he he....(otomatis amplopannya juga banyak yaaa he heh )
- Adanya pala pendhem (umbi umbian yang tertanam di dalam tanah) misal Ganyong, Garut, Kacang Tanah, Singkong dlsb. Filosofis atau doa/harapannya adalah agar hal hal yang terpendam bisa terungkap he heh he harta karun kali yeee...maksud nya emmm terjemahan bebas nya agar maksud yang terpendam, keinginan yang terpendam, rejeki yang masih terpendam...bisa segera tercapai
- Ujung tumpeng yang lancip, biasanya dipotong oleh seseorang yang ditua kan atau yang dihormati di dalam keluarga...dalam Tradisi Jawa disebut Mikul Dhuwur, Mendhem Jero (Memikul Tinggi dan Menanam Dalam) dalam terjemahan bebas arti nya adalah menghormati orang tua, yang memang sepatut nya di hormati
- Sayur pelengkap urap urap adalah bayem (bayam), simbol atau harapan/doa agar hidup nya ayem (Tentram), dan Kangkung simbul dari kehidupan di air dan darat he heh e arti nya apa pun kondisi nya diharapkan hidup nya ayem, hati nya ayemmmmm
- Terakhir biasa nya setelah ujung lancip tumpeng dipotong, dalam tradisi Jawa tumpeng akan disantap atau dimakan bersama sama secara kembul (dalam satu tampah), ini melambangkan hidup rukun, damai bersamaaa........ he heh e seperti falsafah Jawa yang sangat terkenal Mangan Ora Mangan Waton Kumpul (Makan nggak makan asal kumpul) he heh e...nyuwun sewu...dalam kalangan muda ini sering dibalik...Kumpul Ora Kumpul Waton Mangan hi hi hihi Kumpul Ngga Kumpul Asal Makannnn.....he heh e...bagaimana dengan Anda ...setujuuuuuu ???
Nhaa..yang sekarang sedang saya tanyakan , saya cari info nya adalah penggunaan/cara penyajian daging ayam di dalam tumpeng, ada yang menyajikannya secara utuh/disebut Ingkung, ada pula yang dipotong potong...hmmm ntar yaa...insyaAllah saya akan kembali setelah mengumpulkan berbagai info dari para sesepuh yang arif bijaksana he heh eh e...sabar yaa...sekarang saya mau numpeng duluu. O ya jgn lupa yaa yang mau pesan tumpeng , aneka cake dan masakan silahkan SMS/Whatsapp 081 2375 8388 Djeng Kamto Cakes, Snacks & Catering